Minggu, 06 Februari 2011

Profil Kabupaten Kepulauan Talaud

Kabupaten Kepulauan Talaud. Beribukotakan Melonguane. Memiliki luas 1.251,02 km2 dan terbagi menjadi 8 kecamatan. Wilayahnya berbatasan dengan Negara Filipina di sebelah utara, Kabupaten Kepulauan Sangihe Talaud di sebelah selatan, Laut Sulawesi di sebelah barat dan Samudera Pasifik di sebelah timur.


Lihat Peta Lebih Besar
Perkebunan masih tetap menjadi sentra kegiatan ekonomi Kabupaten Kepulauan Talaud. Pala, kopi, kakao, vanili, lada dan cengkeh masih bisa diandalkan. Namun dari keenam komoditas tersebut, pala yang diunggulkan. Tanaman yang sering dijadikan manisan initersebar merata di seluruh wilayah kecamatan. Sejak jaman penjajahan Belanda, pala sudah menjadi komoditas perdagangan penting.Proses pemeliharaannya yang mudah dan harga jualnya yang cukup tinggi merupakan faktor pendorong lain masyarakat Talaud menanam pala. Tidak hanya biji pala yang diperjualbelikan. Bunga pala yang disebut fuli juga bernilai ekonomis tinggi. Fuli biasanya digunakanuntuk bumbu masak dan minyak gosok.

Perkebunan memang mendominasi kegiatan ekonomi pertanian Kepulauan Talaud. Namun, dibalik itu, kegiatan pertanian tanaman pangan masih menyimpan potensi. Hanya saja, semua potensi tersebut belum tergarap maksimal. Dukungan sarana dan prasarana pertanian seperti irigasi masih belum dikelola dengan baik. Padahal, jika potensi tanaman pangan digarap dengan maksimal, kebutuhan pangan di Talaud bisa langsung terpenuhi. Kelapa merupakan komoditas tanaman terbesar yang diahasilkan, akan tetapi daerah ini masih mengimpor minyak goreng dari Manado dan Bitung, hal ini dikarenakan industri pengolahan kelapa menjadi minyak goreng belum dikembangkan, begitu juga untuk industri pengolahan cengkeh dan pala juga belum tersedia.


Selain memiliki komodutas unggulan dari perkebunan, wilayah maritim ini memiliki potensi perikanan laut dengan komoditinya berupa ikan tuna, kerapu, layang, cakalang, dan hasil budi daya laut seperti rumput laut, teripang, dan kerang mutiara.


Di kawasan kepulauan ini hanya ada satu dermaga peangkapan ikan yakni di Pantai Dagho, Kecamatan Tamako, Pulau sangir Besar. Dari hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan ini berdampak besar juga terhadap perdagangan. Perdagangan menjadi tumpuan mata pencaharian penduduk setelah pertanian. keberadaan infrastruktur berupa jalan darat yang memadai akan lebih memudahkan para pedagang untuk berinteraksi sehingga memperlancar baik arus barang maupun jasa, daerah ini juga telah terdapat Bandara Melongauane yang terletak di Kepulauan Talaud, tiga buah Pelabuahan utama yaitu Pelabuhan Lirung, Pelabuhan Karatung, dan Pelabuhan Miangas, serta terdapat berbagai sarana dan prasarana pendukung diantaranya sarana pembangkit tenaga listrik, air bersih, gas dan jaringan telekomunikasi.

Sumber :
http://regionalinvestment.com/newsipid/displayprofil.php?ia=7104

Sumber Gambar :

http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kepulauan_Talaud
http://www.sulut.go.id/new/image/stories/peta.jpg
http://edwinlirung.wordpress.com/2008/11/05/talaud/
http://beritamanado.com/2010/05/22/melonguane-saraa-kepulauan-talaud/

Kabupaten Kepulauan Talaud

Kabupaten Kepulauan Talaud adalah salah satu kabupaten di Propinsi Sulawesi Utara, dengan ibu kota Melonguane. Kabupaten ini berasal dari pemekaran Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Talaud pada tahun 2000. Kabupaten Kepulauan Talaud terletak di sebelah Utara Pulau Sulawesi. Wilayah ini adalah kawasan paling Utara wilayah Indonesia, berbatasan dengan Filipina di sebelah Utara. Jumlah Penduduk mencapai 83.325 jiwa dimana 42.415 jiwa adalah pria dan 40.910 jiwa adalah wanita. Kabupaten Kepulauan Talaut adalah kumpulan terdiri dari 12 kecamatan dengan total luas wilayah 1.251,02 Km2.

Gambaran Umum Kabupaten Talaud

Kabupaten Kepulauan Talaud adalah salah satu daerah bahari yang sebagian besar wilayahnya terdiri atas lautan. Secara geografis, kabupaten ini terletak di antara Pulau Sulawesi dan Pulau Mindanau (Republik Philipina), sehingga disebut sebagai daerah perbatasan. Sebagai daerah yang relatif masih baru, yaitu pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Sangihe Talaud, kenyataan yang muncul ke permukaan menyangkut keberadaan daerah ini adalah dimasukkannya sebagai daerah tertinggal. Walaupun demikian, di era otonomi ini, Kabupaten Kepulauan Talaud dengan beberapa potensi andalannya akan mampu membangun daerah mengejar ketertinggalannya.

Ekspedisi Pulau Marampit, Kabupaten Talaud

Oleh Fajar Mahardika

Pulau Marampit berada di Kepulauan Nanusa dengan luas 14,99 Km persegi. Secara administratif pulau ini termasuk kedalam wilayah kecamatan Nanusa , Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.

Pulau Marampit dihuni oleh 1.436 Jiwa, dengan masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan. Kopra, pala, dan buah buahan merupakan hasil bumi yang diperjualbelikan disana. Sedangkan nelayan menjual ikan ikan karang ke Karatung , Ibukota Kepulauan Nanusa.

Talaud, Porodisa di Ujung Laut

Di bawah hujan lebat, tepat pukul 17.00 waktu setempat, KM Ratu Maria tujuan Melonguane yang saya tumpangi perlahan bergerak meninggalkan pelabuhan Manado. Hari itu Rabu, awal Mei 2010. Pasar ikan, gereja, mercusuar, tiang jembatan, pertokoan, dan rumah-rumah mulai pudar di kejauhan, tertutup tirai hujan. Dari ruang nakhoda, seorang pendeta memimpin doa bagi keselamatan pelayaran.

Jika tak ada aral melintang, kapal bertarif Rp 165 ribu ini akan tiba di gugusan Kepulauan Talaud esok hari. Saya bayangkan, semalaman bakal melelahkan, tapi wajah riang para penumpang memupus anggapan itu. Lagi pula, saya mendapat kamar yang nyaman di lantai atas, milik anak buah kapal dengan tambahan sewa Rp 150 ribu. Bersih, penuh simbol Kristiani. Saya beralih membayangkan suasana lain yang bakal saya reguk di sepanjang pelayaran.

Mane’e, Ikon Wisata Talaud

Jarang ada penangkapan ikan yang didahului dengan menggiring ikan menggunakan rotan yang diikat janur dan dilakukan beramai-ramai dari kedalaman tiga meter, kemudian dikurung di lokasi tertentu di pesisir pantai. Peristiwa unik tersebut masih dilakukan masyarakat pada sejumlah pulau di Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara.

Keunikan peristiwa tersebut telah berkembang menjadi cerita hangat di kalangan para petualang di dalam dan luar negeri. Maka, ketika pada awal Maret 2007, PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) menyebarkan informasi tentang acara Festival Mane’e di Pulau Intata, Kabupaten Talaud, pada 21 Mei 2007, sebanyak 40 warga Jepang langsung mendaftarkan diri pada ASEAN-Japan Centre: pusat promosi perdagangan, investasi, dan pariwisata ASEAN yang berkantor pusat di Tokyo.

Dasar Kekeliruan Penetapan Penambangan Pasir Besi Talaud

Menelisik kefatalan kinerja Pemkab Talaud yang digawangi oleh Elly Lasut pada bencana penambangan pasir besi di salah satu wilayah Nusa Utara ini dimulai dengan proses antara lain:


1. Adanya Surat Perjanjian Kerja-sama antara Pemda kabupaten Kepulauan Talaud yang diwakili oleh Bupati Elly Lasut dengan direktur perusahaan Penambang yang waktu itu masih berbentuk CV dengan nama CV. Anugerah Jaya yang diwakili oleh Direkturnya Donald Antonius Angouw, dengan nomor 255 tahun 2005 tertanggal 30 April 2005. Perusahaan tersebut beralamat di Jalan Tidar No. 74 Surabaya. Isi surat tersebut adalah bahwa pemda Talaud dan CV Anugerah Jaya sepakat melakukan kerjasama penambangan pasir besi di beberapa lokasi di pesisir kepulauan Talaud.